ai-cloud-concept-with-robot-arm
Wahyu Ivan | APAC

Wahyu Ivan

Frontend Engineer

Kembali ke ringkasan
Blog

5 min baca

2 Juni 2025

Vibe Coding: Bahaya kode "asal jadi" & jurus jitu membuat software berkualitas

Kita semua pernah lihat, atau bahkan melakukannya. Dorongan buat segera meluncurkan fitur, supaya sesuatu bisa bekerja, sering kali diasup kafein, ditambah dengan tekanan besar untuk memenuhi target. Inilah yang sebagian orang sebut dengan "vibe coding". "Vibe coding" ini adalah pendekatan membangun software—terkadang dengan mengandalkan pembuatan kode dengan AI—berdasarkan intuisi, perbaikan cepat, dan mentalitas "nanti saja diperbaiki".

Linimasa X (dulunya Twitter) memberikan gambaran soal vibe coding: kadang terlihat seperti tembok bata yang dibangun dengan lebih banyak semangat daripada presisi.

Image 1 Vibe Coding The Dangers of Good Enough Code & How to Build Quality Software

Dan, kadang, terlihat seperti seseorang menyiarkan rahasia terdalam Anda ke seluruh dunia dengan santai.

Image 2 Vibe Coding The Dangers of Good Enough Code & How to Build Quality Software

Padanan digitalnya itu seperti, "Pegang birku dan lihat ini." Di awal, mungkin terlihat seperti semuanya berfungsi baik. Tapi, seperti tembok yang bergelombang itu, integritas strukturalnya patut dipertanyakan. Dan dengan AI yang kini mampu menghasilkan kode dalam hitungan detik, kita berisiko membangun fondasi yang goyah lebih cepat dan dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya, dan malah berujung pada technical debt yang signifikan.

Ada apa dengan "Vibe Coding" dan "AI yang Menggantikan Manusia"?

Dunia teknologi lagi ramai dengan "vibe coding" (membangun cepat, sering kali berantakan) dan ketakutan atau janji AI menggantikan pekerjaan. Kadang, keduanya bertabrakan. Lihat saja Klarna:

Image 3 Vibe Coding The Dangers of Good Enough Code & How to Build Quality Software

Klarna dengan bangga sebut AI bisa melakukan segalanya. Mereka mengganti 700 pekerja dengan agen AI, lalu kabarnya ingin mempekerjakan kembali manusia setelah mengalami kerugian 40 miliar dolar AS. Hal ini jadi lampu merah besar: menunjukkan bagaimana perusahaan terburu-buru mengejar efisiensi AI, yang berpotensi memicu pendekatan "vibe code" yang dapat menjadi bumerang.

"Vibe coding" tumbuh subur di bawah tekanan, antusiasme, dan terkadang, ketergantungan berlebihan pada AI tanpa pemahaman mendalam. Meskipun AI bisa menulis kode, ia tidak bisa menggantikan pengawasan manusia, kontrol kualitas, atau memperbaiki kekacauan kompleks yang bisa diciptakan oleh "good vibes" dan otomatisasi yang tidak terkendali. Kita masih membutuhkan manusia untuk pengembangan software yang aman sambil menjaga kualitas kode.

Bahaya "Vibe Coding": Keamanan, kualitas kode, dan AI

Meskipun tembok bata yang bergelombang itu merusak pemandangan, "vibe code" bisa memiliki konsekuensi yang membuat bencana:

  1. Mimpi Buruk Keamanan: Ini merupakan bahaya langsung. Terburu-buru berarti hardcoding secrets, mengabaikan validasi input (membuka pintu untuk SQL injection atau XSS), menggunakan pustaka yang sudah usang yang kerentanannya sudah diketahui, dan melewatkan peninjauan keamanan. Biayanya bukan cuma finansial tetapi juga menghilangkan kepercayaan, merusak reputasi, dan menimbulkan masalah hukum. Hal-hal ini akan sangat merusak upaya dalam pengembangan software yang aman.
  2. Bencana Kualitas Kode: Vibe code adalah tempat lahirnya technical debt—sulit dibaca, lebih sulit lagi dipelihara, dan hampir mustahil untuk diskalakan. Meluncurkan fitur-fitur baru menjadi mimpi buruk untuk diterapkan, perbaikan bug justru menimbulkan lebih banyak bug, dan onboarding developer baru membutuhkan waktu lama. Ini seperti membangun di atas pasir hisap, dan tembok bergelombang itu pada akhirnya akan runtuh sehingga memengaruhi keseluruhan praktik terbaik pengembangan software Anda.
  3. Pedang Bermata Dua AI: AI bisa menjadi pendorong produktivitas yang fantastis. Namun, ketika digunakan sebagai penguat vibe coding, itu malah jadi berbahaya. Kode hasil AI mungkin:
      Terlihat masuk akal padahal cacat: Mungkin bisa memecahkan masalah secara langsung, tetapi ia memperkenalkan celah keamanan atau bottleneck.Kurang konteks: AI tidak memahami keseluruhan arsitektur sistem atau tujuan jangka panjang Anda.Mengurangi pemahaman: Terlalu mengandalkan AI tanpa meninjau dan memahami keluarannya berarti developer kehilangan sentuhan dengan codebase mereka sendiri sehingga menghambat peningkatan kualitas kode yang sebenarnya.

Membangun di luar "vibe": Pilar software berkualitas

Jadi, bagaimana Anda bisa lepas dari jebakan "vibe code" atau, lebih baik lagi, menghindarinya sama sekali? Pikirkan tentang 'membangun dengan cerdas', bukan 'melambat hingga merangkak'. Berikut adalah hal-hal penting untuk solusi software yang salable:

  • Arsitektur & Desain yang Solid: Sebelum satu baris kode ditulis, pahami persyaratannya, rencanakan arsitekturnya, dan pertimbangkan skalabilitas serta kebutuhan masa depan. Ini adalah dasar dari praktik terbaik arsitektur software.
  • Standar Coding & Praktik Terbaik: Terapkan gaya coding yang konsisten, ikuti pola desain yang sudah ada, dan prioritaskan kode yang bersih dan mudah dibaca. Ini berkontribusi langsung pada kualitas kode yang tinggi.
  • Security by Design (DevSecOps): Integrasikan praktik keamanan ke setiap tahap siklus pengembangan. Ini mencakup pelatihan secure coding, pemindaian kerentanan, pengujian penetrasi, dan manajemen secret yang tepat. Tidak ada lagi kunci API dalam kode publik! Ini adalah inti dari pengembangan software yang aman.
  • Pengujian yang Ketat: Terapkan strategi pengujian yang komprehensif—unit test, integration test, end-to-end test, dan security test. "Ini berfungsi di mesin saya" bukanlah strategi rilis.
  • Tinjauan Kode yang Bermakna: Kembangkan budaya di mana tinjauan kode tidak dilihat sebagai kritik tetapi sebagai upaya kolaboratif untuk meningkatkan kualitas, menangkap kesalahan, dan berbagi pengetahuan. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas kode.
  • Dokumentasi Jelas: Kalau seseorang yang baru tidak bisa memahami kode atau sistem Anda tanpa serah terima seminggu penuh, Anda punya masalah. Dokumentasikan arsitektur, API, dan logika kompleks Anda.

Incentro Asia Pacific: Mengubah "vibe code" jadi mahakarya

Anda merasa sedikit tidak nyaman melihat codebase Anda sendiri dan melihat tembok bergelombang itu? Wajar, kok! Kabar baiknya, itu semua bisa diperbaiki. Di Incentro Asia Pacific, kami punya spesialisasi dalam mengubah "vibe code" menjadi solusi software yang tangguh, aman, dan skalabel yang memberikan nilai nyata dan jangka panjang.

Kami memahami tekanan teknologi modern, tetapi kami juga tahu kalau dengan menggunakan jalan pintas, pada akhirnya hanya akan memakan biaya lebih besar. Kami bisa membantu Anda dengan:

  • Melakukan Audit Kode: Kami menyelami codebase Anda yang ada untuk mengidentifikasi kerentanan, technical debt, dan kelemahan arsitektur.
  • Refactoring Strategis: Kami membantu Anda secara sistematis meningkatkan struktur dan kualitas kode Anda tanpa menghentikan pengembangan.
  • Menerapkan Praktik Terbaik: Kami memperkenalkan dan membantu menerapkan praktik terbaik pengembangan software standar industri, termasuk pipeline CI/CD, pengujian otomatis, dan DevSecOps.
  • Membangun Solusi Aman & Scalable: Baik itu memulai dari awal atau merombak sistem yang sudah ada, kami membangun produk yang dirancang untuk pertumbuhan dan ketahanan, dengan fokus pada pengembangan software yang aman sejak awal.

Kesimpulan

Jangan biarkan "vibe coding" menyebabkan kerugian 40 miliar dolar AS. Meskipun bisa memabukkan, kesuksesan sejati terletak pada pembangunan software yang andal, aman, dan inovatif. AI adalah alat yang ampuh, tetapi membutuhkan seniman terampil untuk menggunakannya secara efektif, bukan hanya 'vibers'. Memprioritaskan kualitas kode dan pendekatan strategis dapat memastikan fondasi digital Anda kokoh.

Siap membangun software yang kokoh dan menghindari jebakan technical debt? Biarkan Incentro Asia Pacific membantu Anda meletakkan fondasi yang kuat untuk masa depan.
Reiner Telasman

Siap bertransformasi?

Reiner Telasman

IT Business Consultant