Gestio C3 8C n y Gobierno del Dato Incentro
Ditta - HR

Trifitri Muhammaditta

Marketing Specialist

Kembali ke ringkasan
Blog

5 min baca

18 Agustus 2025

Meninggalkan mimpi: Magang musim panas yang lebih dari sekadar kerja

Incentro Asia Pacific Team - Sumberkima 2025

Bali menjadi pilihan yang natural buat kami. Bali memberikan keseimbangan yang sempurna antara kerja dan petualangan. Sama seperti orang-orang lain, kami menonton di YouTube soal banyaknya 'digital nomad' di Bali—melihat para kreator tinggal, bekerja, dan berkembang di Pulau Dewata. Kami selalu bermimpi untuk bisa merasakan hal itu, dan kini, kami bisa mencoret "tinggal di Bali" dari bucket list.

Sejak hari pertama, kami diberikan tanggung jawab nyata. Hal yang paling mengejutkan kami adalah bagaimana semua hal di Incentro Asia Pacific itu sangatlah hands-on. Baik itu menulis coding atau bereksperimen dengan backend logic, semua yang kami lakukan memiliki dampak nyata. Meskipun kami berada di lingkungan kerja yang fast-paced, Incentro Asia Pacific mendorong kami untuk berkembang dan menantang kami dengan beragam hal yang tidak bisa kami temukan di kampus.

Mulai dari lembaran kosong: Jaren Goh

Saya adalah mahasiswa Ekonomi dan Data Science dari Singapore Management University (SMU), tetapi saya tidak memilih magang di Bali semata-mata karena ini berhubungan dengan kuliah saya. Tetapi karena saya penasaran bagaimana rasanya untuk tinggal dan hidup di Bali. Salah satu mimpi terbesar saya adalah untuk membuat sebuah kafe, dan saya ingin melihat apakah kehidupan di Bali ini cocok dengan saya. Apa lagi cara yang lebih baik selain menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk magang di sini? Lagipula, ini Bali! Mana mungkin saya bilang "tidak" untuk ngetrip atau mencoba hal-hal baru. Selama tidak bertabrakan dengan apapun—I'm in!

Tentu ada tantangan sendiri menjadi mahasiswa magang di Incentro Asia Pacific. Sebelumnya, media sosial Incentro masih belum aktif sepenuhnya di area Asia Pasifik, jadi, saya pun perlu membangun semuanya dari nol. Mulai dari membuat naskah dan merekam konten, sampai menyunting video (seperti yang di bawah ini), juga mendesain bahan-bahan marketing, dan membuat kalender media sosial. Saya harus bisa berinovasi untuk menjalankan semuanya.

Hal yang membuat pengalaman ini lebih bermakna adalah menggunakan latar belakang saya di Data Science untuk sesuatu yang nyata. Salah satu goal saya di sini adalah membuat automated marketing analytics tool menggunakan keahlian coding yang saya pelajari di kampus. Dan, ini menjadi cara saya untuk meninggalkan jejak yang bermanfaat untuk tim Incentro Asia Pacific setelah saya tidak lagi di sini.

Dilempar ke jurang yang dalam (dengan cara terbaik): Sophie Montalban

Sama seperti Jaren, saya pun berasal dari Singapore Management University, dari jurusan Sistem Informasi, dan sama-sama menghabiskan musim panas di Bali. Saya bergabung dengan Incentro Asia Pacific sebagai Frontend Developer karena saya ingin mendapatkan pengalaman hidup dan bekerja di negara lain selama saya masih muda—kenapa enggak, 'kan? Saya selalu tertarik dengan pengalaman-pengalaman unik dan hands-on, baik itu dalam hidup atau pekerjaan. Meski begitu, sebetulnya, pengalaman-pengalaman baru kerap kali membuat saya stress (oke, mungkin hampir selalu), tetapi saya tetap menjalankannya—dan itulah cerita dibalik saya magang di Bali. Dengan moto Incentro, "Change is business as unusual," saya tahu kalau pengalaman ini akan menyenangkan.

Saya datang dengan harapan untuk belajar sebanyak-banyak—dan tentunya, itulah yang diberikan Incentro. Saya langsung terlibat di banyak proyek nyata yang menantang dan membantu saya untuk bertumbuh. Sejak hari pertama, saya bekerja di banyak platform baru yang berbeda-beda, belajar bahasa-bahasa pemrograman baru dan framework. Dengan lingkungan kerja yang fast-paced, saya harus bisa belajar dengan cepat, tapi itulah yang membuat pengalaman ini semakin memuaskan. Bahkan saya mendapatkan kesempatan untuk menjelajahi backend development—sesuatu yang tidak pernah terbersit di pikiran saya, tapi sangat saya nikmati di akhir masa magang saya.

PADELVA-Admin-08-18-2025 11 41 AM

Kehidupan setelah bekerja

Sama menyenangkan seperti hari-hari biasa, Bali menjadi hidup setelah hari kerja. Sesi selancar yang merendahkan hari, aerial yoga sore hari, ngafe spontan, dan mendaki menuju air terjun, dengan cepat, menjadi bagian dari ritme kehidupan kami sehari-hari. Tinggal bersama teman-teman dari SMU membuat semua pengalaman ini semakin menyenangkan. Kami masak-masak bersama teman serumah, berbagi informasi soal jalan-jalan di Bali sambil makan martabak, dan mencoba beragam macam makanan lokal yang bisa kami jamah—babi guling, bakso, mie babi, nasi campur... daftarnya panjang sekali.

Satu pengalaman yang takkan bisa dilupakan adalah mendaki Gunung Rinjani di pulau tetangga, Lombok. Pendakiannya brutal, dingin, curam, dan panjang, tapi berdiri di atas awan dengan teman-teman baru membuat setiap langkah menjadi mudah. Pengalaman ini merupakan pengingat seberapa jauh kami sudah berjalan, secara harfiah dan kiasan. Tempat-tempat baru, orang-orang baru, dan tantangan-tantangan baru adalah alasan utama mengapa kami mengiyakan untuk melaksanakan magang di Bali.

Sharing sesuatu seintens ini dengan orang-orang yang baru dikenal menjadi pengingat bahwa kesempatan seperti ini—tempat baru, orang baru, tantangan baru—adalah alasan tepat untuk menghabiskan musim panas dengan magang di bali.

Sophie Montalban – Mahasiswa Sistem Informasi – Singapore Management University

Salah satu highlight terbesar lainnya adalah retret ke Sumberkima, Bali Utara, bersama seluruh tim Incentro Asia Pacific. Di sana, kami snorkeling di laut yang biru dan menanam terumbu karang sebagai upaya konservasi. Bagi kami, sulit untuk bisa membayangkan pengalaman magang di Singapura menawarkan seperti yang Incentro tawarkan.

Sebuah komunitas, bukan sekadar tempat kerja

Tim Incentro Asia Pacific di Bali bukan tipikal tempat kerja pada umumnya. Kantornya tidak punya meja-meja khusus untuk masing-masing departemen. Yang ada hanya ruangan terbuka dan meja panjang, yang membuat kami merasa seperti bekerja di co-working space berisi semangat dan kreatifitas. Pengaturan ini memicu kolaborasi dan percakapan secara alami sehingga membuat mudah untuk belajar, berbagi, dan terhubung dengan seluruh tim.

Meskipun kami hanya mahasiswa magang, kami tidak pernah merasa sebagai "cuma anak magang". Ide-ide kami diterima, semua kontribuasi kami dihargai, dan perkembangan kami kerap didukung. Meskipun terkadang ada kendala bahasa, semua orang di Incentro Asia Pacific selalu siap untuk membantu dan selalu terbuka untuk mengobrol atau berbagi tawa.

Meskipun saya cuma mahasiswa magang, suara saya tetap dihargai. Ide-ide saya pun selalu diterima, dan saya bisa melihat bagaimana pekerjaan saya memberikan dampak di Incentro. Ini ada sebuah privilese yang bisa tak dikatakan oleh semua mahasiswa magang, di mana pun. Di luar pekerjaan, 'vibe' kebersamaan juga tetap terjalin, dari menyusuri kafe-kafe, sunset aerial yoga, atau jalan-jalan malam, semua orang di sini membuat setiap hari jadi spesial, dan Incentro jadi "Great Place to Work".

Jaren Goh – Mahasiswa Ekonomi & Data Science – Singapore Management University

Budaya kerja di sini mencapai keseimbangan yang cukup langka—santai tapi penuh semangat, kolaboratif tapi fokus. Hal itu membuat kantor menjadi tempat yang kami tunggu-tunggu untuk datangi.

Mengapa kami mau melakukan ini lagi dalam sekejap

Bukan cuma sekadar di mana, biarpun iya, tentu, menghabiskan waktu musim panas di Bali dan bangun di paradise setiap hari memang membantu. Tapi yang betul-betul membuat pengalaman magang di Bali menjadi tak terlupakan ada orang-orangnya, tujuan di balik apa dikerjakan, dan seberapa banyak kami berkembang, dalam ranah profesional dan pribadi. Di Incentro, kami tidak pernah diperlakukan sebagai "anak magang". Kami dipercayakan dengan tanggung jawab nyata, dan kami bisa melihat dampak dari pekerjaan kami. Baik itu membangung sistem dari nol atau berkontribusi ke proyek milik klien, kami pergi dengan mengetahui kalau kami membuat perubahan.

Di luar keahlian teknis yang kami pelajari, framework coding, merencakan kampanye, dashboard analitik, kami belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang fast-paced, bagaimana cara memberikan pertanyaan yang lebih baik, dan bagaimana kami punya rasa kepemilikan terhadap tugas yang kami kerjakan. Tinggal dan bekerja di budaya yang berbeda mengajarkan kami kemandirian, ketangguhan, dan bagaimana mencari kebahagiaan dari hal-hal terkecil sekalipun, seperti makan siang bareng orang-orang di kantor, inside joke, dan memecahkan masalah sehari-hari.

Penulis
  • Jaren Goh, Singapore Management University
  • Sophie Montalban, Singapore Management University
Editor
  • Trifitri Muhammaditta, Incentro Asia Pacific